Course image Seni Budaya X PH 10
XIPH10

Seni rupa adalah cabang seni yang diungkapkan dan diciptakan melalui media rupa (visual) yang tentunya dapat dilihat oleh mata dan biasanya dapat pula dirasakan melalui rabaan1. Intinya, wujud rupa adalah penghantar utamanya bagi cabang seni ini, bukan suara seperti pada seni musik, atau gerakan tubuh pada seni tari.

Seni rupa memiliki beberapa fungsi, antara lain:

  • Fungsi estetis, yaitu memberikan keindahan dan kesenangan bagi pengamat atau penikmat karya seni rupa.
  • Fungsi religius, yaitu mengungkapkan kepercayaan atau keyakinan terhadap Tuhan atau makhluk halus melalui karya seni rupa.
  • Fungsi sosial, yaitu mencerminkan kehidupan sosial atau budaya masyarakat yang menciptakan karya seni rupa.
  • Fungsi edukatif, yaitu memberikan pengetahuan atau informasi melalui karya seni rupa.
  • Fungsi terapeutik, yaitu memberikan pengaruh positif bagi kesehatan mental atau emosional melalui karya seni rupa.

Jenis-Jenis Seni Rupa

Seni rupa dapat dibedakan menjadi beberapa jenis berdasarkan ukuran, fungsi, dan waktu. Berikut adalah penjelasan masing-masing jenis seni rupa:

Seni Rupa Berdasarkan Ukuran

Berdasarkan ukurannya, seni rupa dibedakan menjadi dua, yaitu:

  • Seni rupa dua dimensi (2D), yaitu seni rupa yang hanya memiliki panjang dan lebar saja. Contoh: lukisan, gambar, foto, grafis, kaligrafi, dll.
  • Seni rupa tiga dimensi (3D), yaitu seni rupa yang memiliki panjang, lebar, dan tinggi atau ruang. Contoh: patung, keramik, instalasi, arsitektur, dll.

Seni Rupa Berdasarkan Fungsi

Berdasarkan fungsinya, seni rupa dibedakan menjadi dua, yaitu:

  • Seni rupa murni, yaitu seni rupa yang mengutamakan cipta, rasa, dan karsa manusia pada sesuatu yang indah untuk mengekspresikan diri. Contoh: lukisan abstrak, patung nonfiguratif, instalasi konseptual, dll.
  • Seni rupa terapan (seni kriya), yaitu seni rupa yang menciptakan karya yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan manusia. Contoh: batik, anyaman, ukiran kayu, perhiasan emas, dll.

Seni Rupa Berdasarkan Waktu

Berdasarkan waktunya, seni rupa dapat dilihat dari perkembangan seni lukis dari masa ke masa. Berikut adalah beberapa periode seni lukis yang terkenal:

  • Seni lukis prasejarah, yaitu seni lukis yang dibuat oleh manusia purba sebelum adanya tulisan. Contoh: lukisan gua di Lascaux (Perancis), Altamira (Spanyol), Maros (Sulawesi Selatan), dll.
  • Seni lukis Mesir kuno, yaitu seni lukis yang berkembang di peradaban Mesir kuno sekitar 3000 SM hingga 300 M. Ciri-ciri: menggunakan warna-warna cerah dan kontras, menggambarkan tokoh-tokoh agama dan politik dengan proporsi tubuh tidak realistis (kepala samping, badan depan), menggunakan simbol-simbol hieroglif.
  • Seni lukis Yunani-Romawi kuno, yaitu seni lukis yang berkembang di peradaban Yunani dan Romawi kuno sekitar 800 SM hingga 500 M. Ciri-ciri: menggunakan warna-warna alami dan harmonis, menggambarkan tokoh-tokoh mitologi, sejarah, dan kehidupan sehari-hari dengan proporsi tubuh realistis dan perspektif, menggunakan teknik fresko (melukis di dinding basah) dan mosaik (menyusun gambar dari potongan-potongan kecil).
  • Seni lukis Abad Pertengahan, yaitu seni lukis yang berkembang di Eropa sekitar 500 hingga 1400 M. Ciri-ciri: dipengaruhi oleh agama Kristen, menggunakan warna-warna gelap dan suram, menggambarkan tokoh-tokoh suci dan adegan-adegan religius dengan proporsi tubuh tidak realistis dan tanpa perspektif, menggunakan teknik iluminasi (menghias naskah-naskah dengan gambar dan ornamen).
  • Seni lukis Renaisans, yaitu seni lukis yang berkembang di Eropa sekitar 1400 hingga 1600 M. Ciri-ciri: dipengaruhi oleh kebangkitan ilmu pengetahuan dan budaya klasik, menggunakan warna-warna cerah dan kontras, menggambarkan tokoh-tokoh manusia, alam, dan arsitektur dengan proporsi tubuh realistis dan perspektif, menggunakan teknik cat minyak dan sketsa.
  • Seni lukis Barok, yaitu seni lukis yang berkembang di Eropa sekitar 1600 hingga 1750 M. Ciri-ciri: dipengaruhi oleh gerakan kontra-reformasi gereja Katolik, menggunakan warna-warna gelap dan dramatis, menggambarkan tokoh-tokoh religius, sejarah, dan mitologi dengan gerak dinamis dan ekspresif, menggunakan teknik chiaroscuro (permainan cahaya dan bayangan).
  • Seni lukis Rokoko, yaitu seni lukis yang berkembang di Eropa sekitar 1700 hingga 1780 M. Ciri-ciri: dipengaruhi oleh gaya hidup mewah dan elegan kaum bangsawan, menggunakan warna-warna pastel dan lembut, menggambarkan tokoh-tokoh wanita, pesta, dan romansa dengan gaya halus dan manis, menggunakan teknik cat air dan pastel.
  • Seni lukis Neoklasik, yaitu seni lukis yang berkembang di Eropa sekitar 1750 hingga 1850 M. Ciri-ciri: dipengaruhi oleh gerakan revolusi politik dan sosial serta penemuan arkeologi kuno, menggunakan warna-warna netral dan sederhana, menggambarkan tokoh-tokoh sejarah, patriotik, dan moral dengan gaya tegas dan formal, menggunakan teknik cat minyak dan sketsa.
  • Seni lukis Romantik, yaitu seni lukis yang berkembang di Eropa sekitar 1800 hingga 1850 M. Ciri-ciri: dipengaruhi oleh gerakan reaksi terhadap rasionalisme dan industrialisasi, menggunakan warna-warna cerah dan emosional, menggambarkan tokoh-tokoh pahlawan, legenda, alam liar, dan eksotik dengan gaya dramatis dan imajinatif, menggunakan teknik cat minyak dan akwarel.
  • Seni lukis Realisme, yaitu seni lukis yang berkembang di Eropa sekitar 1850 hingga 1900 M. Ciri-ciri: dipengaruhi oleh gerakan sosialisme dan demokrasi serta kemajuan fotografi, menggunakan warna-warna alami dan objektif,  menggambarkan tokoh-tokoh rakyat, pekerja, dan kehidupan sehari-hari dengan gaya sederhana dan jujur, menggunakan teknik cat minyak dan sketsa.
  • Seni lukis Impresionisme, yaitu seni lukis yang berkembang di Eropa sekitar 1870 hingga 1890 M. Ciri-ciri: dipengaruhi oleh gerakan protes terhadap seni akademik dan konvensional, menggunakan warna-warna cerah dan berani, menggambarkan tokoh-tokoh alam, kota, dan pemandangan dengan gaya spontan dan ringan, menggunakan teknik kuas tebal dan goresan pendek.
  • Seni lukis Pasca-Impresionisme, yaitu seni lukis yang berkembang di Eropa sekitar 1880 hingga 1910 M. Ciri-ciri: dipengaruhi oleh gerakan eksperimen terhadap warna, bentuk, dan gaya impresionisme, menggunakan warna-warna simbolik dan subjektif, menggambarkan tokoh-tokoh manusia, alam, dan emosi dengan gaya pribadi dan ekspresif, menggunakan teknik cat minyak dan pastel.
  • Seni lukis Ekspresionisme, yaitu seni lukis yang berkembang di Eropa sekitar 1900 hingga 1930 M. Ciri-ciri: dipengaruhi oleh gerakan reaksi terhadap realitas sosial dan politik yang suram, menggunakan warna-warna gelap dan kontras, menggambarkan tokoh-tokoh manusia, alam, dan penderitaan dengan gaya distorsi dan dramatis, menggunakan teknik cat minyak dan akwarel.
  • Seni lukis Kubisme, yaitu seni lukis yang berkembang di Eropa sekitar 1907 hingga 1920 M. Ciri-ciri: dipengaruhi oleh gerakan revolusi terhadap perspektif tradisional dan ilusi ruang, menggunakan warna-warna netral dan geometris, menggambarkan tokoh-tokoh manusia, benda, dan alam dengan gaya fragmentasi dan abstraksi, menggunakan teknik cat minyak dan kolase.
  • Seni lukis Surrealisme, yaitu seni lukis yang berkembang di Eropa sekitar 1920 hingga 1940 M. Ciri-ciri: dipengaruhi oleh gerakan eksplorasi terhadap dunia bawah sadar dan mimpi, menggunakan warna-warna realistis dan fantastis, menggambarkan tokoh-tokoh manusia, benda, dan alam dengan gaya absurd dan ilusi, menggunakan teknik cat minyak dan sketsa.
  • Seni lukis Abstrak, yaitu seni lukis yang berkembang di Eropa dan Amerika sekitar 1910 hingga 1960 M. Ciri-ciri: dipengaruhi oleh gerakan pembebasan terhadap bentuk dan makna representatif, menggunakan warna-warna simbolik dan bebas, menggambarkan tokoh-tokoh tanpa objek atau referensi nyata dengan gaya nonfiguratif dan geometris, menggunakan teknik cat minyak dan akrilik.
  • Seni lukis Pop Art, yaitu seni lukis yang berkembang di Amerika dan Inggris sekitar 1950 hingga 1970 M. Ciri-ciri: dipengaruhi oleh gerakan kritik terhadap konsumerisme dan budaya populer, menggunakan warna-warna cerah dan komersial, menggambarkan tokoh-tokoh selebriti, iklan, komik, dan barang-barang konsumsi dengan gaya ironis dan humoris, menggunakan teknik cat minyak, akrilik, dan silkscreen.
  • Seni lukis Kontemporer, yaitu seni lukis yang berkembang di seluruh dunia sejak 1970 M hingga sekarang. Ciri-ciri: dipengaruhi oleh berbagai isu sosial, politik, budaya, lingkungan, dll., menggunakan warna-warna beragam dan inovatif, menggambarkan tokoh-tokoh apapun yang relevan dengan konteks zaman dengan gaya apapun yang sesuai dengan visi seniman, menggunakan teknik apapun yang mungkin termasuk media campuran (mixed media) dan digital.

Contoh-Contoh Seni Rupa

Berikut adalah beberapa contoh karya seni rupa dari berbagai jenis dan periode:

  • Seni rupa dua dimensi: Monalisa karya Leonardo da Vinci (seni lukis Renaisans), Guernica karya Pablo Picasso (seni lukis Kubisme), Marilyn Monroe karya Andy Warhol (seni lukis Pop Art), dll.
  • Seni rupa tiga dimensi: Patung Venus dari Milo (seni patung Yunani kuno), Patung David karya Michelangelo (seni patung Renaisans), Patung Liberty karya Frederic Auguste Bartholdi (seni patung Neoklasik), dll.
  • Seni rupa murni: The Starry Night karya Vincent van Gogh (seni lukis Pasca-Impresionisme), The Persistence of Memory karya Salvador Dali (seni lukis Surrealisme), Black Square karya Kazimir Malevich (seni lukis Abstrak), dll.
  • Seni rupa terapan: Batik Megamendung dari Cirebon (seni kriya tekstil Indonesia), Keramik Celadon dari Korea (seni kriya keramik Asia), Tiffany Lamp dari Amerika (seni kriya kaca Barat), dll.